BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa terdiri atas empat, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain. Dalam pembelajaran di sekolah keterampilan berbahasa diajarkan secara terintgrasi.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang tertuang di dalam silabus, disebutkan bahwa salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa SMP adalah menulis puisi bebas. Menulis puisi merupakan hal yang sangat penting bagi siswa karena sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan, keinginan, cita-cita, perasaan, dalam bentuk bahasa yang singkat dan penuh makna dengan mempertimbangkan segi keindahan. Selain itu, dengan menulis puisi akan memberikan kenikmatan seni, memperkaya kehidupan batin, menghaluskan budi, bahkan juga sering membangkitkan semangat hidup yang menyala, dan mempertinggi rasa ketuhanan dan keimanan.
Dari hasil observasi pembelajaran di kelas, wawancara dengan siswa dan guru, serta hasil belajar siswa dalam menulis puisi ternyata karya siswa dalam bentuk puisi belum sesuai harapan. Dari 36 anak siswa kelas VIIID SMP Negeri 9 Yogyakarta ternyata hanya 12 siswa yang mendapatkan nilai di atas 65. Padahal, kriteria ketuntasan minimalnya adalah 65. Hal ini berarti 64% siswa belum tuntas dalam kompetensi dasar menulis puisi bebas. Pada umumnya para siswa mengalami kesulitan dalam hal pemilihan kata, menggunakan majas, menuangkan kalimat yang singkat dan padat ke dalam larik pada bait, dan dalam aspek persajakan.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran, wawancara dengan siswa dan guru, kendala yang dialami para siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) siswa kurang mendapatkan berlatih dalam menulis puisi, (2) siswa tidak tertarik menuangkan gagasan dan perasaannya dalam bentuk puisi, (3) siswa mengalami kesulitan dalam hal pemilihan kata, (4) menggunakan majas, (5) guru kesulitan dalam membangkitkan minat belajar siswa, (6) guru belum mengoptimalkan media dan metode yang tepat dalam pembelajaran.
Dengan kenyataan di atas, peneliti memandang perlunya dilakukan perbaikan terhadap pembelajaran menulis puisi agar siswa dapat menuangkan gagasan, keinginan, cita-cita, dan harapan dalam bentuk puisi dengan memperhatikan aspek-aspek keindahan puisi. Untuk itu guru perlu menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat sehingga mampu mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Media yang dipandang mampu mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan menulis puisi siswa adalah media lagu. Dengan penggunaan media ini diharapkan siswa lebih tertarik dan serius dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis puisi bebas.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 36 siswa ditemukan data tentang hambatan siswa dalam menulis puisi sebagai berikut:
NO | JENIS HAMBATAN | JUMLAH SISWA | PERSENTASE (%) |
1 | Diksi | 28 | 58,33 |
2 | Penggunaan majas | 20 | 66,67 |
3 | Persajakan | 25 | 83,33 |
| Rata-rata | | 69,44 |
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat dilihat bahwa kesulitan yang dialami siswa dalam menulis puisi bebas sangat besar, hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas puisi yang ditulis oleh siswa.
Melihat pembelajaran menulis puisi selama ini dan kondisi di atas, peneliti memandang perlu dilakukan pembelajaran menulis puisi yang dapat membangkitkan motivasi siswa sehingga siswa tertarik dan bergairah untuk menulis puisi. Dengan demikian pembelajaran menulis puisi menjadi salah satu pembelajaran yang menyenangkan sehingga akan mempengaruhi hasil karya siswa dalam bentuk puisi.
B. Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah di atas, hasil observasi, dan wawancara dengan siswa dan guru, rumusan masalah dalam penilitian ini adalah:
1. Apakah penggunaan media lagu dalam pembelajaran menulis puisi bebas dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam menulis puisi bebas?
2. Apakah penggunaan media lagu dalam pembelajaran menulis puisi bebas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disampaikan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran puisi dengan media lagu.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan media lagu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Toeretis
a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai alternatif, bagi guru di sekolah lain dalam pembelajaran menulis puisi bebas.
b. Bagi pihak-pihak yang terkait dengan Pengajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis, dapat dipakai sebagai pengetahuan untuk kelayakan pengajaran bahasa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis.
2) Meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas siswa untuk dapat menuangkan gagasan, kinginan, cita-cita, dan perasaan dalam bentuk puisi.
3) Siswa termotivasi untuk belajar berbahasa.
4) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis
5) Menyuburkan hubungan antar pribadi secara positif.
b. Bagi guru
1) Umpan balik untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
2) Meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran
3) Meningkatkan gairah dalam melaksanakan pembelajaran
4) Guru terampil menggunakan model pembelajaran yang variatif.
c. Bagi sekolah
1) Memberi arah kinerja pimpinan sekolah dalam memfasilitasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
2) Memberi arah guru agar terampil dalam pengelolaan pembelajaran
3) Memberikan motivasi pada guru dalam meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya dalam pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakikat Menulis
Menulis ialah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat memahami lambang-lambang grafik tersebut (Tarigan, 2008:22). Menulis adalah kegiatan menyusun dan mengkomunikasikan gagasan dengan medium bahasa yang dilakukan penulis kepada pembaca sehingga terjadi interaksi keduanya deni tercapainya suatu tujuan. Atar Semi (1990:13-14) mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu proses. Dari proses tersebut, menulis juga melibatkan berbagai keterampilan menyusun pikiran dan perasaan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk susunan yang tepat.
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan berbahasa yang paling akhir dikuasai siswa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan berbahasa yang lain, menulis lebih sulit dikuasai (Nurgiantoro, 2008:294). Lebih lanjut dijelaskan bahwa kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan.
2. Hakikat Puisi
Herman J. Waluyo ( 2003:1) mengatakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias.
Pendapat lain mengenai pengertian puisi disampaikan oleh Pradopo (2002:7), yang menyatakan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan. Sementara itu, unsur-unsur estetika puisi dapat diketahui melalui unsur-unsur estetika (keindahan), misalnya gaya bahasa dan komposisinya. Puisi sebagai karya sastra, memiliki fungsi estetika dominan dan di dalamnya terdapat unsur-unsur kepuitisannya, misalnya persajakan, diksi (pilihan kata), irama, dan gaya bahasa. Gaya bahasa meliputi semua penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu, yaitu efek estetika atau aspek kepuitisan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah ungkapan perasaan, emosi, ide yang disampaikan dengan bahasa yang indah susunannya dan mempunyai makna yang luas. Puisi merupakan wujud dari pengalaman penulisnya dalam bentuk bahasa yang memiliki makna yang dalam. Bahasa puisi bersifat plastis, namun mampu mengakomodasikan berbagai dimensi makna di balik apa yang tersurat. Dimensi itu, misalnya imagery, yaitu gambar angan-angan pada saat orang membaca sebuah karya, sehingga merasa terlibat dengan pengalaman penyair.
3. Hakikat Menulis Puisi
Yang dimaksud menulis puisi dalam penelitian ini adalah pengungkapan perasaan, gagasan/ide terhadap sesuatu yang dialami, dirasakan, didengar, dan dilihat. Semuanya dituangkan secara tertulis dalam bentuk puisi dengan mempertimbangkan aspek ketepatan pilihan kata, penggunaan majas, persajakan, serta keindahan bahasa. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang terdapat pada subbab sebelumnya.
4. Media Pembelajaran
Media meruapakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Syiful Bahhri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:136). Dalam proses belajar-mengajar, media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan pembelajaran, ketikjelasan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan pembelajaran daspat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan pembelajaran daripada tanpa menggunakan media.
Hal yang harus dipertimbangkan dalam menggunakan media adalah tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran yang berupa kompetensi dasar tertentu dalam kurikulum harus dijadikan dasar penggunaan media pembelajaran.
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi dalam pembelajaran. Nana Sudjana (dalam Syiful Bahhri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:155) menyatakan beberapa fungsi media pembelajaran. Fungsi media pembelajaran tersebut antara lain: 1) meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir, sehingga dapat mengurangi verbalisme, 2) meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap, 3) memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa, 4) memberikan pengalaman yang tidak mudah dengan cara lain, 5) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga siswa akan lebih paham dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
Sementara itu, Harjanto (2006:237) mengelompokkan media pembelajaran menjadi empat jenis, yaitu: 1) media grafis atau media dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik, bagan, poster, kartun, komik, dll., 2) media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, dll., 3) media proyeksi seperti slide, filmstrip, film, OHP, dll., dan 4) lingkungan.
Dalam menggunakan media pendidikan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, harus didasarkan pada kriteria yang objektif. Sebab penggunaan media pendidikan tidak sekedar menampilkan program pengajaran di dalam kelas, tetapi juga mempertimbangkan tujuan pembelajaran, strategi yang dipakai, termasuk bahan pembelajaran.
5. Pengertian Lagu
Lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hububgan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk mengasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Ragam atau nada atau suara yang berirama disebut juga dengan lagu. Lagu dapat dinyanyikan secara sola. Berdua, bertiga, atau beramai-ramai (kor). Perkataan dalam lagu biasnya berbentuk puisi berirama, namun bersifat keagamaan atau prosa bebas (http:id://.wikipedia.org/wiki/lagu).
Pono Banoe (2003:233), menyatakan bahwa lagu merupakan nyanyian atau melodi pokok. Yang juga berarti karya musik. Karya musik untuk dimainkan atau dinyanyikan dengan pola dan bentuk tertentu. Contoh:
6. Lagu sebagai Media Pembelajaran
Media audio-visual merupakan salah satu media pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli. Media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kekurangkan dari media audio atau media visual semata. Kemampuan media audio akan meningkat bila dilengkapi dengan karakteristik gerak.
Lagu yang ditayangkan memlalui LCD/video merupakan media pembelajaran audio visual yang sangat tepat dalam pembelajaran menulis puisi bebas karena syair lagu yang ada dalam lagu dapat digunakan sebgai contoh puisi, sedangkan musik yang megiringinya akan membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Lazanov (dalam Bobbi De Porter, 2006:73) yang menyatakan bahwa musik berpengaruh terhadap guru dalam mengajar. Lebih jauh dijelaskan guru dapat menggunakan musik untuk untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar. Musik juga membantu siswa bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak. Di samping itu, musik juga mampu merangsang, memanjakan dan memperkuat belajar siswa.
Dalam quantum learning, alasan yang menjadi dasar penggunaan musik dalam pembelajaran adalah karena musik berhubungan dan mempengaruhi konsisi fisiologis. Setelah dilakukan percobaan secara intensif dengan subjek para siswa didapati bahwa musik adalah kuncinya. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi (Lasanov dalam Bobbi De Porter, 2006:72).
Sementara itu Oemar Hamalik (1986:119-120) menyatakan bahwa dengan menggunakan rekaman lagu dapat: (1) mendorong motivasi belajar siswa, rekaman lagu dapat merangsang perhatian dan minat siswa, (2) efisiensi dalam pengajaran bahasa, (3) menjadikan pelajaran lebih konkret karena dapat memperdengarkan secara langsung hal-hal, peristiwa yang baru terjadi, sehingga siswa termotivasi untuk menuangkan idenya dalam bentuk tulisan, (4) rekaman lagu dapat diulang beberapa kali, hal ini akan menjadikan pelajaran labih baik karena dapat menghilangkan salah tafsir dan penguasaan bahan akan lebih mendalam, (5) mendorong berbagai kegiatan belajar, rekaman lagi memberikan keterangan-keterangan yang nyata.
B. Kerangka Berpikir
Minat siswa dan penggunaan media dalam pembelajaran merupakan hal yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi tertentu. Sebagian siswa menyatakan bahwa menulis puisi bebas merupakan materi pembelajaran yang rumit untuk dipelajari dan dipahami, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan kata yang tepat, majas, dan persajakan. Selain itu, media yang digunakan oleh guru belum dapat dioptimalkan. Hal ini menyebabkan siswa tidak tertarik sehingga kurang aktif dalam pembelajaran.
Media yang menurut peneliti mampu membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi bebas adalah lagu. Hal ini didasarkan asumsi bahwa siswa sangat menyukai dan akrab dengan lagu-lagu pop, sehingga ketika diperdengarkan lagu tersebut siswa akan lebih tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Berangkat dari ketertarikan siswa ini, siswa akan lebih bergairah dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Di samping itu, lagu yang syairnya bagus dilihat dari pilihan kata, majas, dan persajakannya, dapat dijadikan sebagai model puisi yang dapat dijadikan acuan untuk menulis puisi yang lain bagi siswa dengan tema yang sama atau berbeda dengan lagu. Dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan media lagu ini, siswa dan guru juga akan memperoleh suatu pengalaman baru dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis puisi, sehingga siswa menjadi lebih mudah menemukan tema, pilihan kata yang tepat, majas, dan persajakan. Sedangkan guru dapat menggunakan berbagai media dan metode pembelajaran yang bervariasi dan inovatif. Dengan demikian, tujuan akhir dari pembelajaran dapat tercapai, yakni meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas.
Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat dari bagan berikut:
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian reflektif yang didasarkan sharing idea antarguru mata pelajaran sejenis yang tergabung dalam MGMP dan kajian teori dalam penelitian tindakan kelas ini ditetapkan hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan media lagu dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas VIIID SMP Negeri 9 Yogyakarta Tahun pelajaran 2008/2009”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Karakteristik Kelas
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di kelas VIII D SMP Negeri 9 Yogyakarta dengan jumlah peserta didik 36 siswa, yang terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
Kondisi awal pelaksanaan tindakan kelas ini terekam data sebagai berikut:
- Masih rendahnya kemampuan menulis puisi siswa.
- Masih tingginya hambatan/kendala yang dihadapi siswa dalam menulis puisi bebas.
- Guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif secara optimal.
- Menulis puisi bebas belum dijadikan kebiasaan siswa.
- Lingkungan kelas belum kondusif untuk melakukan kegiatan menulis. (buku fiksi, nonfiksi, dan teks belum mencukupi untuk seluruh siswa)
B. Rencana Tindakan
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi untuk memeroleh informasi dan gambaran terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, diteliti, dan tindakan yang telah dilakukan oleh guru dan dilanjutkan dengan membahas hasil observasi serta merencanakan dan menetapkan tindakan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan proses, yaitu dengan mengamati proses kegiatan dari siklus pertama hingga siklus kedua. Adapun prosedur yang digunakan mengambil model Kemmis dn Mc Taggart (dalam Zainal Aqib, 2007:22) yang meliputi langkah-langkah (a) perencanaan (planning), (b) pelaksanaan tindakan (acting), (c) observasi (observation)dan evaluasi hasil pengamatan, dan (d) refleksi (reflecting).
a. Perencanaan (Planning)
Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran menulis puisi bebas dengan media gambar.
2. Membuat media pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan.
3. Penyusunan alat evaluasi tindakan berupa:
a) Pedoman wawancara (untuk siswa, guru, dan kolaborator)
b) Lembar observasi kegiatan belajar mengajar
c) Soal evaluasi dan tugas
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat, meliputi:
1. Siswa dikelompokan menjadi 7 kelompok dengan anggota kelompok 4-5 siswa.
2. Siswa mendengarkan dan menyaksikan sebuah lagu melalui video klip.
3. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai isi syair lagu.
4. Siswa menjawab pertanyaan berkaitan dengan isi lagu.
5. Siswa menganalisis syair lagu dari segi pilihan kata, persajakan dan majas.
6. Wakil kelompok menyampaikan hasil diskusi mengan dan hasil analisisnya dan ditanggapi oleh kelompok yang lain.
7. Salah satu siswa membacakan sebuah puisi karya guru yang bersumber dari syair lagu dengan tema yang sama sebagai model.
8. Siswa mendengarkan dan menyaksikan lagi sebuah lagu yang lain yang ditayangkan melalui LCD.
9. Siswa mencermati syair lagu yang diperdengarkan dari segi pilihan kata, majas, dan persajakan.
10. Siswa menulis sebuah puisi bebas dengan tema yang sama dengan lagu yang diperdengarkan dengan memperhatikan ketepatan pilihan kata, majas, dan persajakan.
11. Siswa menyunting pekerjaan teman dalam satu kelompok dari segi pilihan kata, majas, dan persajakan.
12. Siswa memilih puisi karya terbaik dalam satu kelompok dengan mengacu pada aspek ketepatan isi, pilihan kata, penggunaan majas, dan persajakan.
13. Siswa membacakan beberapa karya terbaik dalam satu kelompok.
14. Siswa memajangkan hasil karyanya.
15. Guru bersama siswa menilai isi, proses, dan hasil menggunakan teknik ini
c. Observasi (Observation)
Observasi pelaksanaan tindakan/ pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan proses pembelajaran. Evaluasi hasil pengamatan juga dilaksanakan secara kolaboratif dengan mengolah data yang telah diperoleh dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian tindakan dan atau hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi (Reflecting)
Hasil observasi dan evaluasi dianalisis. Berdasarkan analisis ini guru peneliti bersama kolaborator dan siswa melakukan refleksi diri untuk menentukan perencanaan dan tindakan berikutnya. Refleksi juga didasarkan atas jurnal yang dibuat guru setelah selesai melaksanakan tindakan/ pembelajaran dan learning logs yang dibuat siswa serta hasil kerja siswa yang dikumpulkan atau dipresentasikan, dan hasil kerja kelompok.
C. Cara Pengambilan Data
Data dalam penelitian tindakan ini diambil dari pengamatan dan analisis terhadap (1) hasil belajar siswa, (2) suasana kegiatan pembelajaran, (3) refleksi diri dan perubahan-perubahan yang terjadi, dan (4) keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan:
- Teknik tes untuk memeroleh data hasil belajar siswa.
- Teknik angket minat untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa.
- Teknik observasi langsung untuk mendapatkan data situasi pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan (dilakukan oleh kolaborator).
- Analisis dokumen (jurnal) untuk mendapatkan data yang berkait dengan refleksi diri dan perubahan yang terjadi di kelas.
- Analisis rencana pembelajaran dan hasil pengamatan proses pembelajaran digunakan untuk memperoleh data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan.
D. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah semakin tingginya minat dan kemampuan membaca siswa, yang ditandai dengan :
1. Sekurang-kurangnya 75 % siswa berminat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Sekurang-kurangnya 65 % siswa berperan aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
3. Sekurang-kurangnya 75 % siswa mampu menulis puisi bebas dengan menggunakan majas, persajakan, dan pilihan kata yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Bobbi De Porter. Dan Mike Hernachi. 2003. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenagkan.
Depdiknas. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/M.Ts. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran.
Oemar Hamalik, 1986. Media Pendidikan.
Pono Banoe, 2003. Kamus Seni Musik.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Sadiman, Arif S.,dkk. 2003. Media Pendidikan:Pengertian,Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Semi, M.Atar. 1990. Menulis Efektif.
Soeparno.1987. Media Pembelajaran Bahasa. Klaten: Intan Pariwara.
Tarigan, Henri Guntur. 2008. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Waluyo, J. Herman. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar